source
stringlengths
4
622
target
stringlengths
2
633
He was sitting next to a transvestite with a long black wig and mascara running down her cheeks .
Saya melihat dia sedang duduk di sebelah seorang waria dengan rambut palsunya yang hitam dan panjang dan pipi yang dipenuhi noda maskara .
I watched the man open a pack of cigarettes with trembling hands and offer one to her , and that is the image of the night of the earthquake in my mind today β€” a conservative grocer and a crying transvestite smoking together on the sidewalk .
Saya melihat penjual itu membuka kotak rokoknya dengan tangan yang bergetar lalu menawarkan sebatang rokok kepada waria itu . Dan bayangan inilah yang tertanam di benak saya tentang malam terjadinya gempa itu β€” pedagang yang konservatif dan seorang waria yang menangis merokok bersama di tepi jalan .
In the face of death and destruction , our mundane differences evaporated , and we all became one even if for a few hours .
Di hadapan maut dan kehancuran perbedaan duniawi kita terbenam , dan kita semua menjadi satu walaupun hanya untuk beberapa jam .
But I 've always believed that stories , too , have a similar effect on us .
Tapi saya percaya seni bercerita bisa menggerakan kita dengan cara yang sama .
I 'm not saying that fiction has the magnitude of an earthquake , but when we are reading a good novel , we leave our small , cozy apartments behind , go out into the night alone and start getting to know people we had never met before and perhaps had even been biased against .
Bukan berarti karya fiksi mempunyai daya sebesar gempa bumi . Tapi selagi kita membaca novel yang bagus , kita seakan-akan meninggalkan tempat tinggal kita yang nyaman , untuk keluar berjalan sedirian di kegelapan malam dan mulai mengenal orang-orang yang tidak pernah kita temui sebelumnya orang-orang yang mungkin pernah kita hakimi .
Shortly after , I went to a women 's college in Boston , then Michigan .
Tidak lama setelah itu , saya pindah lagi ke kampus khusus perempuan di Boston , lalu Michigan .
I experienced this , not so much as a geographical shift , as a linguistic one .
lebih dari sekedar perpindahan lokasi , saya merasakan sebuah perpindahan bahasa .
I started writing fiction in English .
Saya mulai menulis dalam bahasa Inggris .
I 'm not an immigrant , refugee or exile β€” they ask me why I do this β€” but the commute between languages gives me the chance to recreate myself .
Saya bukan seorang imigran , pengungsi ataupun orang buangan . Jadi banyak orang bertanya-tanya mengapa saya melakukan ini Tapi dengan berpindah dari satu bahasa ke bahasa yang lain memberikan saya kesempatan untuk menciptakan kembali diri saya .
I love writing in Turkish , which to me is very poetic and very emotional , and I love writing in English , which to me is very mathematical and cerebral .
Saya suka menulis dalam bahasa Turki , bahasa yang bagi saya amat puitis dan emosionil . Dan saya juga senang menulis dalam bahasa Inggris , yang menurut saya amat matematis dan logis .
So I feel connected to each language in a different way .
Jadi saya merasakan koneksi dengan kedua bahasa ini dengan cara yang berbeda .
For me , like millions of other people around the world today , English is an acquired language .
Bagi saya , seperti halnya juga untuk jutaan orang lain di seluruh dunia pada saat ini , Bahasa Inggris bukanlah bahasa pertama kita .
When you 're a latecomer to a language , what happens is you live there with a continuous and perpetual frustration .
Jika anda seorang pendatang pada suatu bahasa yang terjadi adalah , anda mempelajarinya dengan rasa frustrasi yang terus-menerus .
As latecomers , we always want to say more , you know , crack better jokes , say better things , but we end up saying less because there 's a gap between the mind and the tongue .
Sebagai pendatang yang terlambat , kita selalu ingin berbicara lebih banyak , berlelucon lebih baik , mengungkapkan hal-hal yang lebih menarik . Tapi , pada akhirnya kita malah berbicara lebih sedikit karena adanya celah antara pikiran dan lidah .
And that gap is very intimidating .
Dan celah itu amat mengintimidasi kita .
But if we manage not to be frightened by it , it 's also stimulating .
Tapi , jika kita bisa menaklukan ketakutan itu , yang kita rasakan adalah semangat yang membangkitkan
And this is what I discovered in Boston β€” that frustration was very stimulating .
Dan inilah yang terjadi pada saya di Boston β€” rasa frustasi itu amat membangkitkan semangat saya
At this stage , my grandmother , who had been watching the course of my life with increasing anxiety , started to include in her daily prayers that I urgently get married so that I could settle down once and for all .
Pada saat ini juga , nenek saya , yang dari dulu mengamati jejak hidup saya dengan perasaan yang bertambah was-was , mulai berdoa setiap hari supaya saya cepat menikah agar saya bisa berumah tangga
And because God loves her , I did get married .
Dan karena cinta Tuhan kepadanya , saya pun menikah juga .
( Laughter ) But instead of settling down , I went to Arizona .
( Tawa ) Tapi , bukannya berumah tangga , Saya malah pindah ke Arizona .
And since my husband is in Istanbul , I started commuting between Arizona and Istanbul β€” the two places on the surface of earth that couldn 't be more different .
Dan karena suami saya tinggal di Istanbul , Saya mulai bolak balik Arizona dan Istanbul . Dua tempat di permukaan Bumi , yang sangat berbeda .
I guess one part of me has always been a nomad , physically and spiritually .
memang , dari dulu jiwa saya adalah jiwa pengembara , secara fisik maupun rohani
Stories accompany me , keeping my pieces and memories together , like an existential glue .
Kisah-kisah menjadi pendamping saya , yang memelihara kenangan dan potongan-potongan hidup saya seperti halnya sebuah lem .
Yet as much as I love stories , recently , I 've also begun to think that they lose their magic if and when a story is seen as more than a story .
Tapi , sebesar-besarnya cinta saya dengan kisah-kisah tersebut , belakangan ini , saya mulai berpikir bahwa kisah-kisah ini kehilangan daya sihirnya jika dan saat sebuah kisah dilihat lebih dari sekedar kisah belaka .
And this is a subject that I would love to think about together .
Dan ini adalah suatu persoalan yang saya ingin bahas dan pikirkan bersama .
When my first novel written in English came out in America , I heard an interesting remark from a literary critic .
Saat novel bahasa Inggris pertama saya terbit di Amerika , Saya mendapatkan komentar menarik dari seorang kritikus sastra .
" I liked your book , " he said , " but I wish you had written it differently . "
" Saya suka buku anda " , katanya , " Tapi saya ingin anda menulisnya dengan cara berbeda "
( Laughter ) I asked him what he meant by that .
( Tawa ) Saya bertanya apa yang dia maksud dengan komentar itu
He said , " " Well , look at it . There 's so many Spanish , American , Hispanic characters in it , but there 's only one Turkish character and it 's a man . " " Now the novel took place on a university campus in Boston , so to me , it was normal that there be more international characters in it than Turkish characters , but I understood what my critic was looking for .
Dia menjawab , " " Ya , lihat saja . Di dalam buku ini ada begitu banyak tokoh Spanyol , Amerika , Hispanik tapi hanya satu karakter orang Turki , dan itupun seorang laki-laki " " Novel saya ini berlatar belakang sebuah kampus di Boston , Jadi untuk saya , adalah hal yang wajar jika di dalamnya lebih banyak tokoh dari berbagai negara daripada karakter orang Turki Tapi , saya tahu apa yang dicari oleh kritikus ini .
And I also understood that I would keep disappointing him .
Dan saya juga sadar bahwa saya akan terus mengecewakan dia .
He wanted to see the manifestation of my identity .
Dia ingin melihat manifestasi dari identitas saya .
He was looking for a Turkish woman in the book because I happened to be one .
Yang dia cari di novel itu adalah seorang wanita Turki karena itulah diri saya .
We often talk about how stories change the world , but we should also see how the world of identity politics affects the way stories are being circulated , read and reviewed .
Kita sering membahas bagaimana cerita-cerita mengubah dunia . Tapi kita juga harus sadar bagaimana identitas politik mempengaruhi bagaimana kisah-kisah diedarkan , dibaca dan diulas .
Many authors feel this pressure , but non-Western authors feel it more heavily .
Banyak pengarang merasakan tekanan ini , tapi pengarang non-Barat merasakannya lebih dari yang lain .
If you 're a woman writer from the Muslim world , like me , then you are expected to write the stories of Muslim women and , preferably , the unhappy stories of unhappy Muslim women .
Jika anda seorang wanita dari negara Islam seperti saya , anda akan diharapkan untuk menulis kisah-kisah wanita Islam dan lebih dari itu , kisah-kisah penderitaan dari wanita-wanita Islam yang tertindas .
You 're expected to write informative , poignant and characteristic stories and leave the experimental and avant-garde to your Western colleagues .
Anda diharapkan untuk menulis kisah-kisah tipikal yang sedih dan informatif. sementara mengabaikan kisah yang bersifat eksperimental dan baru yang hanya diperuntukan para penulis Barat .
What I experienced as a child in that school in Madrid is happening in the literary world today .
Yang saya alami sebagai siswa di Madrid juga sedang dialami oleh dunia sastra sekarang
Writers are not seen as creative individuals on their own , but as the representatives of their respective cultures : a few authors from China , a few from Turkey , a few from Nigeria .
Para penulis tidak dilihat sebagai individu-individu kreatif yang unik tetapi sebagai perwakilan dari budaya-budaya asal mereka penulis dari Cina , dari Turki , dari Nigeria
We 're all thought to have something very distinctive , if not peculiar .
Kita semua dianggap mempunyai sesuatu yang amat istimewa kalau tidak mau dibilang ganjil
The writer and commuter James Baldwin gave an interview in 1984 in which he was repeatedly asked about his homosexuality .
Seorang penulis petualang , James Baldwin pada wawancaranya di tahun 1984 terus menerus ditanyai mengenai homoseksualitasnya
When the interviewer tried to pigeonhole him as a gay writer , Baldwin stopped and said , " " But don 't you see ? There 's nothing in me that is not in everybody else , and nothing in everybody else that is not in me . " " When identity politics tries to put labels on us , it is our freedom of imagination that is in danger .
Saat si pewawancara berusaha untuk memojokkan dia sebagai sorang penulis homoseksual , Baldwin berhenti dan berkata , " " Apakah kamu tidak bisa melihat , bahwa tidak ada apapun di dalam diri saya yang tidak ada di dalam diri orang lain , dan tidak ada apapun di dalam diri orang lain yang tidak ada di dalam diri saya . " " Bila identitas politik mencoba untuk menyamaratakan kita , kebebasan berimajinasi kita yang menjadi terancam .
There 's a fuzzy category called multicultural literature in which all authors from outside the Western world are lumped together .
Ada sebuah kategori yang disebut ' sastra multikultural ' di mana para pengarang dari negara-negara non-Barat dikelompokan menjadi satu
I never forget my first multicultural reading , in Harvard Square about 10 years ago .
Saya tidak pernah lupa bacaan ' sastra multikutural ' pertama saya di Harvard Square sekitar 10 tahun lalu .
We were three writers , one from the Philippines , one Turkish and one Indonesian β€” like a joke , you know .
waktu itu kami , tiga orang penulis , satu dari Filipina , satu dari Turki dan satu dari Indonesia β€” terdengar seperti lelucon bukan ?
( Laughter ) And the reason why we were brought together was not because we shared an artistic style or a literary taste .
( Tawa ) Dan waktu itu alasan kami dikelompokan bersama bukan karena kami memiliki gaya artistik yang mirip atau selera sastra yang sama
It was only because of our passports .
Tetapi hanya karena kami semua pemegang paspor asing .
Multicultural writers are expected to tell real stories , not so much the imaginary .
Penulis multikultural selalu diharapkan untuk menulis kisah nyata dan bukan kisah imajinasi .
A function is attributed to fiction .
Dunia sastra dihubungkan dengan peranan tertentu .
In this way , not only the writers themselves , but also their fictional characters become the representatives of something larger .
dengan demikian , bukan hanya penulis saja , tapi juga tokoh-tokoh ciptaan mereka yang menjadi perwakilan untuk sesuatu yang lebih besar .
But I must quickly add that this tendency to see a story as more than a story does not solely come from the West .
Tapi saya harus menambahkan bahwa kecenderungan untuk menganggap sebuah cerita sebagai sesuatu yang lebih dari cerita tidak hanya datang dari dunia Barat .
It comes from everywhere .
melainkan dari mana-mana .
And I experienced this firsthand when I was put on trial in 2005 for the words my fictional characters uttered in a novel .
Dan saya merasakannya sendiri ketika saya diadili pada tahun 2005 karena kata-kata yang diucapkan para tokoh di dalam novel saya .
I had intended to write a constructive , multi-layered novel about an Armenian and a Turkish family through the eyes of women .
Waktu itu saya bermaksud untuk menulis novel yang membangun dan bersifat mendalam tentang sebuah keluarga Armenia dan keluarga Turki dari sudut pandang para wanita .
My micro story became a macro issue when I was prosecuted .
Cerita kecil saya berubah menjadi isu besar ketika saya dituntut .
Some people criticized , others praised me for writing about the Turkish-Armenian conflict .
Sebagian orang mengkritik saya , sebagian lain memuji saya karena menulis tentang konflik Turki-Armenia .
But there were times when I wanted to remind both sides that this was fiction .
Tapi ada kalanya saya ingin mengingatkan kedua belah pihak bahwa karya saya itu karya fiksi .
It was just a story .
bahwa itu hanyalah sebuah cerita .
And when I say , " " just a story , " " I 'm not trying to belittle my work .
Dan jika saya mengatakan , " " hanya sebuah cerita , " " Saya bukan bermaksud untuk menyepelekan karya saya .
I want to love and celebrate fiction for what it is , not as a means to an end .
Saya ingin memuja dan menjunjung tinggi karya fiksi hanya sebagai sebuah cerita , bukan sebagai suatu alat untuk mencapai sebuah tujuan .
Writers are entitled to their political opinions , and there are good political novels out there , but the language of fiction is not the language of daily politics .
Penulis berhak mempunyai pendapat politik mereka masing-masing , dan saya yakin ada banyak novel politik yang bagus , tetapi , bahasa dunia fiksi bukanlah bahasa dunia politik sehari-hari .
Chekhov said , " " The solution to a problem and the correct way of posing the question are two completely separate things .
Chekov pernah mengatakan , " " Solusi untuk sebuah masalah dan cara yang benar dalam mengajukan pertanyaannya adalah dua hal yang berbeda .
And only the latter is an artist 's responsibility . " " Identity politics divides us . Fiction connects .
Dan tanggung jawab seorang seniman hanyalah untuk melaksanakan hal yang kedua . Identitas politik memecah-belah kita . Karya fiksi menyatukan kita .
One is interested in sweeping generalizations .
Yang pertama selalu ingin menyamaratakan semuanya .
The other , in nuances .
Yang kedua , menekankan berbagai nuansa .
One draws boundaries .
Yang pertama membuat batas-batas .
The other recognizes no frontiers .
Yang kedua tidak mengenal adanya batas .
Identity politics is made of solid bricks .
Identitas politik terbuat dari batu bata .
Fiction is flowing water .
sedangkan fiksi adalah air yang mengalir .
In the Ottoman times , there were itinerant storytellers called " " meddah . " " They would go to coffee houses , where they would tell a story in front of an audience , often improvising .
Di zaman Ottoman , ada sekolompok pendongeng pengembara yang disebut " " meddah " " Mereka sering mendatangi warung-warung kopi , di mana mereka akan bercerita di depan para pendengarnya seringkali dengan berimprovisasi .
With each new person in the story , the meddah would change his voice , impersonating that character .
setiap kali tokoh baru muncul di dalam cerita , sang meddah akan mengubah suaranya , dalam upaya untuk berperan sebagai karakter itu .
Everybody could go and listen , you know β€” ordinary people , even the sultan , Muslims and non-Muslims .
Siapa saja boleh datang dan mendengarkan mereka β€” orang biasa , bahkan sang sultan , kaum Muslim maupun non-Muslim .
Stories cut across all boundaries , like " " The Tales of Nasreddin Hodja , " " which were very popular throughout the Middle East , North Africa , the Balkans and Asia .
Kisah-kisah mengabaikan segala batasan . Seperti halnya pada " " The Tales of Nasreddin Hodja , " " yang amat populer di seluruh Timur Tengah , Afrika Utara , Balkan dan Asia .
Today , stories continue to transcend borders .
Di zaman sekarang , cerita tetap melampaui garis-garis batas ..
When Palestinian and Israeli politicians talk , they usually don 't listen to each other , but a Palestinian reader still reads a novel by a Jewish author , and vice versa , connecting and empathizing with the narrator .
Setiap kali politikus Palestina dan Israel bercakap-cakap , biasanya mereka tidak mendengarkan satu sama lain . Tetapi , seorang pembaca asal Palestina tetap membaca sebuah novel karya penulis Yahudi , dan begitu pun sebaliknya , berkoneksi dan berempati dengan sang pencerita .
Literature has to take us beyond .
Sastra harus membawa kita keluar
If it cannot take us there , it is not good literature .
Kalau karya tidak bisa membawa kita kesana , karya itu bukan sastra yang bagus .
Books have saved the introverted , timid child that I was β€” that I once was .
Buku-buku telah menyelamatkan saya , si anak kecil yang tertutup dan penakut .
But I 'm also aware of the danger of fetishizing them .
Tapi saya juga sadar akan bahayanya jika , kita mendewakan buku .
When the poet and mystic , Rumi , met his spiritual companion , Shams of Tabriz , one of the first things the latter did was to toss Rumi 's books into water and watch the letters dissolve .
Ketika sang penyair dan paranormal , Rumi , berkenalan dengan kawan spiritualnya , Shams dari Tabriz , hal pertama yang Shams lakukan adalah melempar buku-buku Rumi ke dalam air dan melihat tulisan-tulisannya larut
The Sufis say , " " Knowledge that takes you not beyond yourself is far worse than ignorance . " " The problem with today 's cultural ghettos is not lack of knowledge β€” we know a lot about each other , or so we think β€” but knowledge that takes us not beyond ourselves : it makes us elitist , distant and disconnected .
Kaum Sufi mengatakan , " " Pengetahuan yang tidak membawa anda melampaui diri anda sekarang jauh lebih buruk dari kebodohan . " " Masalah dari sangkar budaya masa kini bukanlah kurangnya pengetahuan . Kita tahu banyak hal tentang satu sama lain , setidaknya kita berpikir begitu . Tapi pengetahuan yang tidak membawa kita melampaui diri kita sekarang , membuat kita menjadi elitis , dingin dan terpisah .
There 's a metaphor which I love : living like a drawing compass .
Ada suatu kiasan yang sangat saya sukai : menjalani hidup ibarat sebuah jangka .
As you know , one leg of the compass is static , rooted in a place .
Seperti anda tau , salah satu jarum jangka itu statis , tertancap di satu tempat .
Meanwhile , the other leg draws a wide circle , constantly moving .
Sedangkan , jarum yang satu lagi menggambar lingkaran yang lebar , dan selalu bergerak .
Like that , my fiction as well .
seperti itulah karangan saya .
One part of it is rooted in Istanbul , with strong Turkish roots , but the other part travels the world , connecting to different cultures .
Satu bagian tertancap di Istanbul dengan pengaruh kuat Turki Tapi bagian yang lain menjelajahi dunia , berkoneksi dengan budaya-budaya lain .
In that sense , I like to think of my fiction as both local and universal , both from here and everywhere .
Dalam arti tersebut , saya melihat karangan fiksi saya sebagai sesuatu yang lokal dan juga universal , yang berasal dari sini dan juga dari mana-mana .
Now those of you who have been to Istanbul have probably seen Topkapi Palace , which was the residence of Ottoman sultans for more than 400 years .
Anda yang pernah ke Istanbul mungkin sudah pernah melihat Istana Topkapi , yang merupakan tempat tinggal para sultan Ottoman selama lebih dari 400 tahun
In the palace , just outside the quarters of the favorite concubines , there 's an area called The Gathering Place of the Djinn .
Di istana itu , di luar tempat tinggal selir-selir favorit , ada suatu tempat bernama " " Tempat perkumpulan Djinn " "
It 's between buildings .
yang diapit oleh bangunan-bangunan .
I 'm intrigued by this concept .
Saya terpesona dengan konsep ini .
We usually distrust those areas that fall in between things .
Kita biasanya tidak percaya dengan daerah-daerah semacam itu daerah yang diapit oleh tempat-tempat lain
We see them as the domain of supernatural creatures like the djinn , who are made of smokeless fire and are the symbol of elusiveness .
Kita menganggapnya sebagai wilayah hunian makhluk-makhluk halus seperti djinn , yang berwujud seperti api tak berasap , dan yang merupakan lambang dari sesuatu yang sulit digapai .
But my point is perhaps that elusive space is what writers and artists need most .
Tapi mungkin maksud saya adalah ruang yang sulit digapai tadi adalah sesuatu yang paling diperlukan para penulis dan seniman .
When I write fiction I cherish elusiveness and changeability .
Saat saya menulis karangan fiksi Saya amat menyukai kesukaran dan perubahan .
I like not knowing what will happen 10 pages later .
Saya senang jika saya tidak tahu apa yang akan terjadi 10 halaman ke depan .
I like it when my characters surprise me .
Saya senang apabila tokoh-tokoh saya membuat saya tercengang .
I might write about a Muslim woman in one novel , and perhaps it will be a very happy story , and in my next book , I might write about a handsome , gay professor in Norway .
Saya bisa saja menulis tentang seorang wanita Muslim di suatu novel . Dan mungkin itu bisa menjadi suatu cerita bahagia . Dan di novel yang selanjutnya , saya bisa saja menulis tentang seorang profesor di Norwegia yang tampan dan homoseksual .
As long as it comes from our hearts , we can write about anything and everything .
Selama semua itu datang dari hati kita , kita bisa menulis tentang apa saja dan segalanya .
Audre Lorde once said , " " The white fathers taught us to say , ' I think , therefore I am . ' " " She suggested , " " I feel , therefore I am free . " " I think it was a wonderful paradigm shift .
Audre Lorde pernah mengatakan , " " Guru-guru besar kulit putih mengajarkan kita untuk berkata , " Saya berpikir , karena itu saya ada . " Dia menyarankan , " " Saya merasakan , karena itu saya bebas . " " Menurut saya itu adalah perubahan pola pikir yang menganggumkan .
And yet , why is it that , in creative writing courses today , the very first thing we teach students is " " write what you know " " ?
Namun tetapi , mengapa di kursus-kursus menulis kreatif masa kini , hal pertama yang kita ajarkan pada murid-murid adalah tulislah apa yang kamu ketahui ?